Lalu apakah hanya saat ada badai ekonomi saja konsep ini bisa dipakai? Barangkali saya akan sependapat dengan anda apabila menjawab belum tentu. Kondisi pasar yang begitu dinamis, memungkinkan kondisi pasar yang salah harga terhadap saham-saham tertentu, dan dalam situasi tertentu pula. Sering kali investor yang meraih kesuksesannya secara BESAR, menemukan saham-saham yang secara valuasi dihargai murah, padahal potensi naiknya sangat besar.
Pasar Krisis, Value Investor Tersenyum Manja
Memang benar, saat pasar sedang mengalami resesi atau pun krisis ekonomi, menerapkan value investing begitu jitu dilakukan oleh para investor. Kekacauan yang melanda perekonomian dunia, seolah menjadi semacam kabar baik bagi mereka. Alih-alih merasa kesulitan, mereka justru merasa mendapat berkah.Ketika kondisi krisis, biasanya investor kacangan akan merasakan ketakutan yang luar biasa. Mereka lari tunggang langgang meninggalkan pasar, menjual saham-sahamnya, meskipun secara valuasi saham tersebut bernilai tinggi. Parahnya lagi, pelaku pasar model seperti ini menjual saham-sahamnya dalam kondisi cut loss. Alamak…!
Para investor yang memiliki prinsip investasi nilai, banyak waktunya dipakai untuk berpikir tentang kenapa pasar panik. Setelah mengetahui sebab utama badai ekonomi, mereka menanti momentum yang menurutnya pas (meski ini sulit) untuk masuk ke pasar, membeli apapun yang bernilai tinggi tapi dihargai murah di pasar. Mereka memiliki konfidensi yang tak mudah digoyah oleh info-info yang menurutnya tak kuat dasarnya. Inilah yang sering disebut Membeli Saat Pasar Panik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar