Secara teori, DER yang lebih dari 100% termasuk kurang baik. Semakin besar DER beban perusahaan semakin berat, sehingga dapat menghambat laju perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio keuangan utama dan menjadi indicator kesehatan keuangan perusahaan.
DER Penting
DER merupakan ukuran perusahaan melunasi kewajiban atau liability. Apabila kewajibannya sangat besar, maka keuntungan yang masuk, boleh jadi akan tergerus dengan kewajiban yang wajib dibayarkan. DER ini merupakan idikator utama ketika anda ingin mengetahui kesehatan keuangan perusahaan.Meningkatnya nilai DER dalam kurun waktu tertentu menandakan bahwa perusahaan beroperasi dengan ditopang hutang dari kreditor.Padahal sebaiknya perusahaan yang baik itu dapat beroperasi normal, meskipun memanfaatkan sumber keuangannya sendiri.
Pemberi pinjaman dan juga Investor di pasar saham umumnya mempertimbangkan saham dengan DER yang rendah. Alasannya tentu agar kepentingannya berinvestasi lebih terlindungi dari potensi tergerusnya keuntungan karena kewajiban yang harus dibayar. Perusahaan yang memiliki DER yang tinggi sering kali kesulitan memperoleh suntikan dana pinjaman dari para kreditor.
Dari sekian kasus di dunia ini, sebab perusahaan tutup paling dominan karena gagal bayar atas kewajiban-kewajiban yang musti dibayarkan alias default. Perusahaan yang melampaui ambang tertentu yang ditentukan oleh DSN, dapat dikeluarkan dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
nilai der, rumus der, der adalah, pengertian der
Menghitung nilai DER
Bagaimana perhitungan DER?Debt to Equity Ratio (DER) dihitung dari total debt atau hutang (Liabilities) dibagi dengan ekuitas (equity). Dibawah ini adalah rumus Debt to Equity Ratio (DER).
Rumus Debt to Equity Ratio (DER)
DER = Liabilities / Equity
Liabilities = jumlah total hutang yang musti dibayar dalam periode yang telah ditentukan.
Equity = jumlah total ekuitas perusahaan
Hutang atau kewajiban (Liabilities) tentu saja kewajiban yang harus dibayarkan secara tunai ke pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Ada jangka waktu yang pendek atau kewajiban lancar, ada pula jangka waktu yang panjang atau kewajiban tidak lancar. Sedangkan ekuitas yaitu hak milik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih. Sederhananya, ekuitas adalah asset total dikurangi kewajiban total.
Menganalisa Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) yang dikategorikan wajar nilainya kurang dari 100% atau kurang dari 1 kali. Maksudnya, nilai hutang tidak lebih besar dari nilai ekuitas. Namun demikian, kenyataan di pasar modal Indonesia, masing-masing industry memiliki karakteristik berbeda-beda. Ada kalanya teori ini sesuai. Namun ada kalanya teori ini tidak sesuai.Umumnya, perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio 1,5 – 2 masih dapat dianggap wajar. Ini terjadi karena pada sektor industry tersebut DER rata-rata tidak lagi dibawah 1 kali. Apalagi perusahaan-perusahaan yang dihitung merupakan perusahaan yang besar. Tapi bagi perusahan yang masih kecil, misalnya nilainya dibawah Rp 5 trilyun, nilai DER 1,5 – 2 bisa saja masuk kategori tidak wajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar